Tajuk: Rahsia Mendapat Pertolongan Allah

SYARAT-SYARAT MENDAPAT PERTOLONGAN ALLAH

1. TABIAT PEPERANGAN

Peperangan antara hamba dengan nafsunya adalah peperangan terbesar dan terdahsyat dan yang menjadi hasilnya adalah penentuan perjalanan manusia didunia dan akhirat.

Di antara manusia ada yang menyerahkan hatinya kepada nafsu hingga menjadi pengikut nafsunya dan berjalan sebagaimana yang dikehendakinya. Di antara mereka terdapat orang yang menyatakan perang dan mengangkat benderanya hingga ia dapat mengekang nafsunya, inilah hamba Allah yang sebenarnya. Di antara mereka ada juga yang kadang-kadang memerangi nafsunya dan terkadang mendiamkannya. Satu hari ia memiliki nafsu namun pada hari selanjutnya ia dimiliki oleh nafsu.

2. HATI

Hati sebagaimana yang didefinisikan oleh para ulama iaitu kumpulan perasaan yang ada pada manusia baik itu berupa rasa cinta, benci, senang, sedih, tenang, damai, takut, berharap, gelisah, ketakutan, kasih sayang, merugi, suka cita, menyesal dan sebagainya. Hati adalah mukallaf di sisi Allah agar ia menundukkan perasaannya kepada hati hingga ia membuat kecintaannya kerana Allah dan tidak mencintai seseorang kerana dirinya sendiri. Yang mencintai kerana dirinya sendiri hanya Allah SWT, maka siapa saja yang mencintai hendaklah mencintai kerana Allah Azza Wa Jalla.

3. NAFSU
Allah menciptakan nafsu bagi setiap hamba-hambanya sebagai pendorong untuk berbuat keburukan yang dengannya Allah menguji sejauh mana kebenaran penghambaan manusia kepada-Nya. Di antara sifat-sifat utamanya adalah kebodohan, kezaliman dan ketamakan hingga ia cenderung kepada keburukan dan lari dari kebaikan. Ia tidak menyukai kesulitan, oleh sebab itu ia menbenci taklif(pembebanan) apa saja.
Nafsu ingin mengambil bahagian dari setiap pekerjaan yang dilakukan hamba dan bahagian terbesar nafsu adalah perasaannya akan ketinggian dan kelebihannya dari orang orang disekitarnya. Oleh sebab itu ia menundukkan hati dan mengerahkan seluruh perasaannya demi meraih kebahagiaan itu. Disamping itu syaitan berdiri dibelakangnya dengan memanfaatkan kebodohan dan ketamakannya.
4. BAHAYA MENGIKUTI HAWA
Jika manusia mengikuti apa yang diminta oleh hawa dan nafsunya, maka tidak mustahil ia akan berjalan menuju kebinasaan. Ia tidak akan melaksanakan kewajipan(faridhah) kerana nafsunya membenci taklif dan menyukai keadaan lega (tanpa beban). Jika didalam hatinya masih terdapat sisa keimanan untuk melaksanakan faridhah, maka nafsunya tidak akan membiarkan amalnya naik dalam keadaan murni kepada Allah tanpa dapat mengambil bahagian dari amal tersebut. Lalu ia membuat hati yang baik menjadi riya’ dengan amal itu atau sombong hingga ia menganggap dirinya lebih baik dari orang lain dengan amal ini. Atau ia memperlihatkan diri kepada orang lain agar mereka melihat bahawa ia memiliki darjat dengan amal ini di sisi manusia dan di sisi Allah. Akhirnya nafsunya mengambil seluruh bahagiannya dari amal ini.

Manusia tidak mempedulikan dari mana ia mengumpulkan hartanya, maka seluruh tujuannya adalah menuruti nafsunya dan memenuhi keinginannya dalam mengumpulkan harta. Ia akan melepaskan batas penglihatan bahkan kemaluannya. Ia akan memenuhi perutnya dengan apa yang diinginkan oleh nafsunya tanpa melihat kepada halal dan haram.

5. PERANAN SYAITAN

Allah menciptakan qarin atau syaitan bagi setiap hambanya dan syaitan ini memiliki peranan yang sangat penting dalam pertempuran yang sengit antara hamba dan nafsunya. Meskipun ia tidak memiliki kekuasaan langsung atas hamba, namun ia memanfaatkan kebodohan nafsu dan hawanya untuk memenuhi hasratnya. Lalu syaitan menghiasi nafsu dengan pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang selari dengan hawanya. Ia selalu mengulangi godaan dan hasutannya hingga nafsu melakukannya. Dengan peranannya itu ia menggoda hati untuk tunduk padanya dan mengambil keputusan yang sesuai dengan hawanya. Oleh sebab itu Allah mengingatkan kita akan perbuatan mengikuti syaitan dan menjelaskan kepada kita bahawa ia menghiasi nafsu dengan sebuah perbuatansecara bertahap bukan dalam satu langkah agar ia tidak mendapat reaksi yang keras.

6. HATI DI ANTARA KETAATAN DAN MAKSIAT

Ketika hati ingin melaksanakan ketaatan tertentu, maka malaikat menghiaskan kebaikan padanya dan akal bekerja sesuai dengan tingkat ilmu dan dorongan dalam melaksanakannya. Namun ketika syaitan mendapati bahawa hati berkeinginan keras untuk melaksanakan ketaatan ini, ia mulai menggangu nafsu agar meminta secara berulang-ulang kepada hati untuk menciptakan halangan hingga ia terhalang untuk melaksanakan ketaatan ini.

Jika seorang hamba mencurahkan segala kemampuan untuk memerangi nafsu dan hawanya dan hal ini dilihat oleh syaitan, maka ia tidak akan membiarkannya. Ia akan selalu menggoda nafsu agar memenuhi peranannya dari ketaatan ini. Ia membisikkan kepada hati untuk melaksanakan ketaatan ini di depan manusia agar mereka melihatnya hingga ia menjadi besar dalam pandangan mereka.

7. AKIKAT MENJUAL DIRI

Barangsiapa yang menginginkan syurga, hendaklah ia menjual nafsunya kepada Allah dan penjualan ini tidak akan terjadi kecuali apabila ia menang atas nafsunya dan membawanya kepada Allah. Maka dapat kamu lihat gerakan, diam dan berdiri serta duduknya adalah untuk Allah bukan untuk nafsunya.

BERSAMA-SAMA GENERASI YANG MENANG

1. PEMBERSIHAN (PEMURNIAN)

a. Pemurnian niat (tujuan):

Hamba Allah dan tempat kemenangannya memurnikan niat hanya kepada Allah, ia tidak melakukan perbuatan apapun kecuali ia telah yakin akan keikhlasan niatnya kerana Allah.
Mereka tidak melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan kehormatan di sisi manusia atau kerana malu kepada mereka, atau supaya dikatakan sebagai seorang yang berani atau kerana kebiasaan.

b. Pemurnian tauhid
Seorang mukmin haruslah membersihkan keyakinan dan tauhidnya dari kemusyrikan, janganlah ia menyembah untuk selain Allah, tidak bersumpah kecuali dengan Allah, tidak bernazar kecuali kepada Allah, tidak pergi kepada ahli sihir atau dukun, tidak suka meramalkan nasib, tidak mencari berkat dari pepohon atau batu-batuan, tidak mendatangi kuburan dan tidak meminta pertolongan kepada penghuninya untuk memenuhi apa yang diperlukannya.

c. Pemurnian perbuatan
Seorang mukmin sebagaimana ia harus memurnikan niat, ia juga harus memurnikan perbuatannya. Hendaklah ia tidak melakukan suatu perbuatan apapun kecuali jika selari dengan syariat dan mengikut petunjuk Rasullullah s.a.w.

Ketika merancang untuk melakukan suatu perbuatan, hendaklah ia bertanya dahulu tentang hukum syariatnya dan bagaimana Rasulullah s.a.w. melakukannya. Kedua inilah rukun amal soleh yang diterima di sisi allah

2. MENGAGUNGKAN SYARIAT ALLAH

Oleh sebab itu kamu dapat melihatnya bersunggu-sungguh dalam melaksanakan kawajipan dengan kaifiyat yang diperintahkan oleh allah kemudian menambahnya dengan ibadah sunnah. Ia tahu bahawa jalan mendekatkan diri kepada Allah adalah dimulai dengan melaksanakan kawajipan dengan sempurna. Adapun ibadah sunnah yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh setelah melaksanakan ibadah wajib akan membawa pelakunya menuju darjat kecintaan Allah.

3. TAWAKKAL KEPADA ALLAH DAN REDHA ATAS KETENTUANNYA

Tawakkal kepada Allah tidak bertentangan dengan “melakukan sebab” bahkan ia adalah pelengkapnya. Kita diperintahkan untuk melakukan sebab dalam hal-hal yang mampu kita lakukan dan bertawakkal kepada Allah dalam hal-hal yang tidak mampu kita lakukan. Ketika seorang mukmin melakukan sebab, maka hatinya tidak bergantung pada perbuatanya itu. Oleh sebab itu diantara faedah tawakkal kepada Allah adalah ketenangan hati dan kedamaiannya. Sebab orang yang bertawakkal melihat bahawa ia telah melakukan apa yang dapat ia lakukan dan berpegang kepada allah pada hal-hal yang tidak mampu kita lakukan.

4. JIWA YANG KAYA DAN QANA’AH (PUAS)
Berapa banyak orang yang secara zahir kaya namun secara batin miskin dan tamak terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain; inilah kefakiran yang hakiki. Berapa banyak pula orang yang secara zahirnya adalah fakir namun batin mereka kaya dengan Allah dan tidak memerlukan orang lain; inilah orang kaya yang sebenarnya.

Di antara faedah keluasan dan kaya diri bagi seorang muslim adalah tidak melihat dan mengawasi orang yang dilimpahi oleh allah nikmat dunia.

5. TAWADHUK (BERSIKAP RENDAH DIRI)
Seorang mukmin mematikan dirinya menggugurkan keperluan duniawinya. Ia melihat dirinya tidak memiliki kemuliaan dan kemampuan diantara manusia. Oleh sebab itu kamu melihatnya sering duduk bersama orang-orang lemah dan miskin. Ia menjawab panggilan orang yang memanggilnya semampunya.
Rasulullah saw adalah orang yang paling tawadhuk meskipun darjatnya sangat tinggi. Baginda bersabda:
“Allah tidak menambahkan kepada seseorang yang memberi maaf kecuali kemuliaan, dan seseorang tidak akan tawadhu’ kepada Allah melainkan Dia akan mengangkatnya. ”
Fudhail ibn ‘Iyadh telah ditanya tentang apa itu tawadhuk? Ia berkata:
“Hendaklah kamu tunduk kepada kebenaran dan mentaatinya meskipun kamu dengar dari seorang anak kecil yang bertemu denganmu dan meskipun kamu dengar dari orang paling bodoh sekalipun yang kamu temui.

6. MENAHAN AMARAH
Setiap orang mengetahui bahawa saat marah dan emosi adalah saat-saat sulit yang dihadapi manusia kerana ia adalah amat susah untuk mengawal tindakan dan emosinya. Oleh sebab itu menahan amarah adalah salah satu sifat-sifat mukmin yang tertinggi kerana ia mencerminkan sejauh mana ia dapat menguasainya.

7. MENYATAKAN KEBENARAN DAN BERPEGANG DENGANNYA
Seorang mukmin haruslah menunjukkan kebenaran dan tidak takut pada jalan Allah terhadap celaan orang-orang yang mencela, kerana ia mengetahui dengan jelas pahala yang akan diperolehinya. Ia telah melawan hawa nafsunya dan memaksanya untuk mengatakan kebenaran tanpa melihat akibatnya.

Seorang mukmin berani untuk berbeza dengan orang-orang disekitarnya demi kebenaran bukan demi dirinya. Dengan dalil, ia tidak berusaha untuk memaksa pendapatnya diterima tanpa melihat keadaan yang tepat bagi pendapat ini. Akan tetapi ia tunduk pada orang yang menentangnyajika kebenaran tampak pada kata-katanya.

Seorang mukmin juga harus berpegang dengan kebenaran, maka ia tidak boleh fanatic terhadap seseorang atau mazhab dan bersama kebenaran dimanapun ia berada. Ia adalah neraca yang dengannya seluruh orang menimbang sebagaimana yang mereka katakana “kenalilah kebenaran, maka kamu akan kenal ahlinya”. Oleh sebab itu kamu melihatnya selalu terikat dengan prinsip-prinsip yang jauh dari ketergantungan terhadap seseorang.

MENUJU KEBAIKAN
1. LANGKAH-LANGKAH PENGUBATAN
Langkah pertama untuk pengubatan ini sebagaimana yang disebutkan oleh ulama tarbiyah dan doktor hati adalah merasakan besarnya masalah. Orang yang ingin melaksanakan pengubatan hendaklah mengenal hakikat penyakitnya dan hal itu tidak dapat wujud kecuali jika ia bergaul dengan dirinya seakan-akan ia adalah mukhatab dengan apa yang ada sebelumnya. Adapun jika ia menganggap bahawa dirinya jauh dari hal itu dan bahawa apa yang disebutkannya dalam lembaran-lembaran sebelumnya tentang keadaan kita bukanlah yang ia tuju, maka pengubatan itu tidak akan bermanfaat.

2. MENGAKUI NIKMAT ALLAH
Setiap orang dari kita hendaklah merasakan anugerah Allah atasnya dalam setiap kebaikan yang diterimanya. Tidak satu kebaikan pun yang datang kepada seorang hamba kecuali murni dari kurniaNya.

Janganlah seseorang menyangka bahawa apa yang telah dilakukannya, dikorbankannya dan diusahakannya membuatnya berhak mendapatkan nikmat. Bagaimana ini dapat terjadi sedang perbuatan hamba itu sendiri merupakan nikmat Allah untuknya.
3. MEMBENTUK KEPERIBADIAN
Jika kita tidak menyempurnakan tahap pengamatan terhadap nafsu dan keluar dari kekuatan kita kepada kekuatan Allah dan kekuasaanNya dan kita merasa keperluan yang sangat mendesak atas pertolongan Allah dan bantuanNnya setiap saat dari kehidupan kita dan kita menisbahkan setiap kebaikan yang kita terima kepada Allah, maka kita telah berpindah kepada langkah kedua iaitu pembangunan keperibadian.

Manusia memiliki akal dan hati serta nafsu. Hati adalah raja sedangkan akal, nafsu dan seluruh anggota tubuh adalah parajuritnya. Telah disebutkan juga bahawa hati ini memiliki telinga yang dengannya ia mendengar dan penglihatan yang dengannya ia melihat. Telinga ini mendengar suara akal dan mendengar suara nafsu. Jika suara akal lemah, maka suara nafsu akan menguasai telinga hati dan menambah pengaruhnya ketika mengambil keputusan.

4. PEMBENTUKAN AKAL
Pembangunan akal dan pembentukannya tidak dapat wujud kecuali dengan ilmu. Maka ilmulah yang mengembangkan akal dan mengangkat suaranya serta meluaskan pengetahuannya. Dengan ilmu seseorang mengenal penciptanya dan sifat-sifat sempurna yang hanya menjadi milikNya. Dengan ilmu ia mengetahui nafsu, kebodohan dan kezalimannya dan dengan ilmu ia mengetahui pintu masuk syaitan.

Ilmu yang membezakan antara sesuatu yang meragukan dan yang meyakinkan, yang batil dan benar, hidayah dan kesesatan. Maka dengannya diketahui hukum dan syariat, membezakan yang halal dengan yang haram dan dengannya silaturrahim disambung. Dengannya diketahui penyakit orang yang dikasihi dan dengan pengetahuan dan pengamatannya ia sampai kepadanya dalam waktu yang singkat. Akal adalah imam sedangkan amal adalah makmum. Ia adalah pemimpin dan amal adalah pengikut. Ia adalah teman dalam sendirian dan didalam kesunyian, pembuka sesuatu yang meragukan dan kekayaan yang tidak tertimpa kefakiran bagi orang yang mendapatkan simpanannya. .

WASIAT-WASIAT PARA PENDIDIK
Bagi orang yang ingin kebaikan hendaklah mengambil seorang pendidik yang dengannya ia dapat bangkit dan menarik tangannya serta berjalan bersamanya dijalan menuju Allah dengan menjelaskan kepadanya petunjuk-petunjuk jalan, memberi peringatan kepadanya dari ketergelinciran dan rintangannya.

1. Penindasan kemaksiatan memiliki akibat yang lebih selamat dari kezaliman ketaatan
Ibnu al-Qayyim berkata:”Amal soleh yang telah dikuasai oleh nafsu dan menjadi perajurit yang dengannya ia menzalimi. Maka kamu akan melihat hamba yang paling zuhud, lebih menghambakan diri dan lebih keras ijtihadnya menjadi orang yang paling jauh dari Allah. Bahkan orang-orang yang melakukan dosa besar masih lebih dekat kepada Allah dan keikhlasan daripada dia. ”

2. Pentingnya lemah lembut terhadap nafsu
Ibnu al-Jauzi berkata:”sesuatu yang paling menakjubkan adalah mujahadah an-nafsi kerana ia memerlukan perbuatan yang menakjubkan. Banyak kaum membebaskannya pada apa yang mereka sukai hingga menjerumuskan mereka pada apa yang mereka benci. Ada pula kaum yang berlebihan dalam menentangnya hingga mereka tidak memberikan haknya, menzaliminya dan kezaliman mereka terhadapnya mempengaruhi ibadah-ibadah mereka. Diantara mereka ada yang memperburuk makanannya hingga menimbulkan kelemahan badannya untuk melaksanakan kewajipannya.

PENUTUP
Bilakah datang pertolongan Allah? Apakah saat itu kita mengetahui jawapannya? Adakah kita yakin bahawa jika kita ingin merubah keadaan kaum muslimin dan mendirikan Negara islam, hendaklah terlebih dahulu kita merubah diri kita? Sudahkah kita mula memperbaiki diri, serta memohon pertolongan Allah atau kita sentiasa dalam kelalaian yang membuatkan kita melupakan Allah hingga kita melupakan permusuhan kita terhadap nafsu? Ketahuilah bahawa sunatullah tidak akan berubah. Jika keadaan kita berlanjutan seperti yang kita alami maka Allah akan mendatangkan kaum yang akan mendirikannya didalam diri mereka hingga Allah mendirikannya dengan mereka. Allah SWT berfirman: …Dan jika kamu berpaling nescaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini). ” (Muhammad: 38)

------------------------

Ustaz Abd Aziz bin Harjin
Pensyarah Tamadun Islam
Universiti Teknologi MARA Perlis
02600 Arau, Perlis
MALAYSIA

013-4006206
011-1070-4212
04-9882701
abdazizharjin@perlis.uitm.edu.my
https://www.facebook.com/abdaziz.harjin
http://abdazizharjin.blogspot.com